Sunday, August 16, 2015

OBESITAS



Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata obesitas (kegemukan)? Pastinya yang terlintas adalah seseorang dengan postur tubuh tidak proporsional yang berat badannya melebihi normal.  Padahal sebenarnya, tidak semua orang dengan berat badan berlebih disebut obesitas contohnya adalah seorang atlet atau olahragawan yang komposisi tubuhnya lebih banyak otot daripada lemak. Dengan begitu, kondisi obesitas ditekankan pada orang dengan komposisi lemak tubuh yang berlebih sehingga berdampak pada kenaikan berat badan.
Seorang pria dikatakan obesitas ketika lemak tubuhnya mencapai minimal 25% dari ukuran ideal, sementara wanita, disebut obesitas jika jumlah lemaknya mencapai lebih dari 30% dari ideal. Indikator lain penentu obesitas adalah dengan menghitung nilai Indeks massa tubuh (IMT). Seseorang dianggap menderita obesitas bila indeks massa tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 27,5 kg/m2  (Depkes RI, 2005). WHO menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah kesehatan dunia disebabkan karena jumlah penderitanya selalu meningkat setiap tahunnya.
Obesitas sangat sering disebabkan oleh asupan energi makanan yang berlebih, jarang berolahraga, dan sebagian kecil disebabkan karena konsumsi obat-obatan tertentu, adanya gangguan endokrin dan gen. Namun dengan pola makan dan gaya hidup sehat kejadian obesitas yang disebabkan karena gen dapat diminimalisir bahkan dihindari. Bersamaan dengan kondisi obesitas, berbagai penyakit pun muncul. Berikut beberapa penyakit yang sering mengancam seseorang yang obesitas.

>Gangguan Jantung
Obesitas menyebabkan peningkatan beban kerja jantung karena dengan bertambah besar tubuh seseorang maka jantung harus bekerja lebih keras memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh. Bila kemampuan kerja jantung terlampaui, maka terjadilah yang dinamakan gagal jantung.

>Gangguan Pembuluh Darah
Pengidap obesitas juga sering mengalami penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) karena pembuluh darah emnyempit akibat timbunan lemak.

>Gangguan Fungsi Paru-paru
Pada pengidap obesitas timbunan lemak dapat menekan saluran napas. Hal ini yang dapat memicu terjadinya napas terhenti ketika tidur atau biasa disebut sleep apnea.

>Diabetes Mellitus tipe 2
Keadaan obesitas juga dapat memicu terganggunya fungsi insulin akibatnya adalah kadar gula dalam darah tinggi. Bahkan ketika telah terkena penyakit ini maka bisa menjalar hingga terjadi penyakit komplikasi seperti; gagal ginjal, kebutaan, kerusakan syaraf yang berujung pada amputasi.

>Peningkatan Kolesterol
Obesitas cenderung memicu tingginya kolesterol jahat (LDL) dan menurunnya kolesterol baik (HDL). Keaddan ini yang akan menyebabkan terbentuknya kerak (aterosklerosis) dan mempersempit pembuluh darah hingga mudah untuk terkena penyakit jantung koroner dan stroke.

>Gangguan Persendian
Obesitas akan menyebabkan peningkatan beban pada persendian penyangga berat. Misalnya persendian lutut sehingga lama-lama dapat menimbulkan peradangan persendian (osteoartritis).

>Gangguan Psikologis
Orang dengan obesitas juga sering mengalami gangguan psikologis berupa rendah diri, depresi, bahkan terkucil dari pergaulan apalagi keadaan obesitas yang terjadi pada masa remaja.

Pengaturan pola makan dan aktifitas fisik menjadi “Treatment” utama bagi keadaan obesitas. Kualitas asupan makanan dapat diperbaiki dengan mengurangi konsumsi makanan padat energi contohnya mengurangi makanan yang tinggi lemak dan gula, serta dengan meningkatkan asupan serat. Disamping itu aktifitas fisik yang tepat juga akan menyukseskan penurunan berat badan menjadi ideal. Frekuensi olahraga sebaiknya dilakukan minimal tiga kali dalam seminggu dengan durasi waktu 30-45 menit agar makin banyak lemak terbakar sebagai sumber energi. Akan tetapi, olahraga terlalu berat dan berlebihan juga tidak disarankan karena tidak signifikan dapat membakar lemak selain itu bisa menyebabkan pelepasan radikal bebas.  Disarankan untuk memilih olahaga low impact (benturan rendah) seperti; berenang, bersepeda, berjalan kaki, dan lompat tali.
Salah satu yang terpenting dalam mencapai berat badan ideal adalah selalu berpikiran positif, artinya tidak mudah patah semangat dan bosan sebelum target yang diinginkan tercapai. Idealnya berat badan akan turun 2-4 kg dalam seminggu dan diharapkan untuk tetap mengatur pola makan dan berolahraga teratur meskipun berat badan ideal telah tercapai.

No comments:

Post a Comment