Apa yang anda
pikirkan ketika mendengar kata obesitas (kegemukan)? Pastinya yang terlintas
adalah seseorang dengan postur tubuh tidak proporsional yang berat badannya
melebihi normal. Padahal sebenarnya, tidak
semua orang dengan berat badan berlebih disebut obesitas contohnya adalah
seorang atlet atau olahragawan yang komposisi tubuhnya lebih banyak otot
daripada lemak. Dengan begitu, kondisi obesitas ditekankan pada orang dengan
komposisi lemak tubuh yang berlebih sehingga berdampak pada kenaikan berat
badan.
Seorang pria
dikatakan obesitas ketika lemak tubuhnya mencapai minimal 25% dari ukuran
ideal, sementara wanita, disebut obesitas jika jumlah lemaknya mencapai lebih
dari 30% dari ideal. Indikator lain penentu obesitas adalah dengan menghitung
nilai Indeks massa tubuh (IMT). Seseorang dianggap menderita obesitas bila
indeks massa tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian
berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari
27,5 kg/m2 (Depkes RI, 2005). WHO menyatakan
bahwa obesitas telah menjadi masalah kesehatan dunia disebabkan karena jumlah
penderitanya selalu meningkat setiap tahunnya.
Obesitas sangat
sering disebabkan oleh asupan energi makanan yang berlebih, jarang berolahraga,
dan sebagian kecil disebabkan karena konsumsi obat-obatan tertentu, adanya
gangguan endokrin dan gen. Namun dengan pola makan dan gaya hidup sehat
kejadian obesitas yang disebabkan karena gen dapat diminimalisir bahkan
dihindari. Bersamaan dengan kondisi obesitas, berbagai penyakit pun muncul.
Berikut beberapa penyakit yang sering mengancam seseorang yang obesitas.
>Gangguan Jantung
Obesitas menyebabkan peningkatan
beban kerja jantung karena dengan bertambah besar tubuh seseorang maka jantung
harus bekerja lebih keras memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh. Bila
kemampuan kerja jantung terlampaui, maka terjadilah yang dinamakan gagal
jantung.
>Gangguan Pembuluh Darah
Pengidap obesitas juga sering
mengalami penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) karena pembuluh darah
emnyempit akibat timbunan lemak.
>Gangguan Fungsi Paru-paru
Pada pengidap obesitas timbunan
lemak dapat menekan saluran napas. Hal ini yang dapat memicu terjadinya napas
terhenti ketika tidur atau biasa disebut sleep apnea.
>Diabetes Mellitus tipe 2
Keadaan obesitas juga dapat
memicu terganggunya fungsi insulin akibatnya adalah kadar gula dalam darah
tinggi. Bahkan ketika telah terkena penyakit ini maka bisa menjalar hingga
terjadi penyakit komplikasi seperti; gagal ginjal, kebutaan, kerusakan syaraf
yang berujung pada amputasi.
>Peningkatan Kolesterol
Obesitas cenderung memicu
tingginya kolesterol jahat (LDL) dan menurunnya kolesterol baik (HDL). Keaddan
ini yang akan menyebabkan terbentuknya kerak (aterosklerosis) dan mempersempit
pembuluh darah hingga mudah untuk terkena penyakit jantung koroner dan stroke.
>Gangguan Persendian
Obesitas akan menyebabkan
peningkatan beban pada persendian penyangga berat. Misalnya persendian lutut
sehingga lama-lama dapat menimbulkan peradangan persendian (osteoartritis).
>Gangguan Psikologis
Orang dengan obesitas juga sering
mengalami gangguan psikologis berupa rendah diri, depresi, bahkan terkucil dari
pergaulan apalagi keadaan obesitas yang terjadi pada masa remaja.
Pengaturan pola
makan dan aktifitas fisik menjadi “Treatment” utama bagi keadaan obesitas. Kualitas
asupan makanan dapat diperbaiki dengan mengurangi konsumsi makanan padat energi
contohnya mengurangi makanan yang tinggi lemak dan gula, serta dengan
meningkatkan asupan serat. Disamping itu aktifitas fisik yang tepat juga akan
menyukseskan penurunan berat badan menjadi ideal. Frekuensi olahraga sebaiknya
dilakukan minimal tiga kali dalam seminggu dengan durasi waktu 30-45 menit agar
makin banyak lemak terbakar sebagai sumber energi. Akan tetapi, olahraga
terlalu berat dan berlebihan juga tidak disarankan karena tidak signifikan
dapat membakar lemak selain itu bisa menyebabkan pelepasan radikal bebas. Disarankan untuk memilih olahaga low impact (benturan
rendah) seperti; berenang, bersepeda, berjalan kaki, dan lompat tali.
Salah satu yang terpenting dalam
mencapai berat badan ideal adalah selalu berpikiran positif, artinya tidak
mudah patah semangat dan bosan sebelum target yang diinginkan tercapai.
Idealnya berat badan akan turun 2-4 kg dalam seminggu dan diharapkan untuk
tetap mengatur pola makan dan berolahraga teratur meskipun berat badan ideal
telah tercapai.
No comments:
Post a Comment