Tuesday, May 17, 2016

NUTLOOK

Suplemen: Ada Udang dibalik Batu!



        Di era modern saat ini, masyarakat memilih untuk sering mengkonsumsi tambahan suplemen vitamin agar tubuhnya tetap terasa fit. Data menyatakan terjadi peningkatan mencapai 250% pada jumlah pengkonsumsi suplemen bila dibandingkan dengan periode tahun 1990-2000. Suplemen vitamin merupakan produk yang mengandung vitamin dan tambahan bahan lain yang mempunyai nilai gizi dan atau efek fisiologis. Bila suplemen mengandung lebih dari satu vitamin maka dinamakan multivitamin (BPOM). Namun suplemen ternyata tidak seaman yang dibayangkan. Dalam mengkonsumsi suplemen ternyata beberapa vitamin memiliki batasan dosis, hal ini karena efek samping yang ditimbulkan pada tubuh. 
          Contohnya pada konsumsi vitamin C dan E. Menurut dr. Inge Permadhi, Sp.GK. dari RS Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta, vitamin C sebagai salah satu suplemen yang paling sering dikonsumsi, memiliki kadar RDI minimal 60 mg/hari dan kadar RDI maksimal 2.000 mg/hari. Penggunaan vitamin C melebih RDI maksimal dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti gangguan lambung dan diare, juga pembentukan batu ginjal. Sama halnya dengan vitamin E walaupun tampaknnya tidak berbahaya, kelebihan vitamin E dapat menyebabkan tubuh akan menjadi mudah lelah. Sejauh ini, dosis yang dianjurkan ialah 100 IU per hari. Vitamin E juga dikenal sebagai salah satu suplemen untuk kecantikan kulit, namun konsumsi suplemen yang mengandung vitamin dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan iritasi atau pembengkakan. Kelebihan komponen vitamin dan mineral malah dapat menyebabkan efek penumpukan zat dalam tubuh. Bila konsumsi dosis tinggi dilakukan setiap hari, maka efek penumpukan zat tersebut akan bertambah pesat dan dapat berpotensi membahayakan tubuh.
        Tips memilih suplemen vitamin yang tepat adalah pikirkan terlebih dahulu tujuan mengkonsumsi suplemen vitamin. Jika untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, pastikan jumlahnya sesuai dengan anjuran RDI dari FDA. Bila untuk pencegahan penyakit, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter. Pastikan pula suplemen yang dikonsumsi aman dan bermanfaat dalam jangka waktu panjang sesuai dengan tujuan serta telah teregistrasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).  Walaupun konsumsi suplemen vitamin tidak dilarang, namun lebih baik kita mencukupi kebutuhan vitamin secara alami melalui makanan yang kita konsumsi.

Sumber                :
Setiawan, Felicia. Suplemen Vitamin. (Online). https://www.tanyadok.com/artikel-kesehatan/suplemen-vitamin-perlu-atau-tidak
Position of the American Dietetic Association: fortification and nutritional supplements. J Am Diet Assoc. 2005; 105(8): 1300-11.
Block G, Jensen CD, Norkus EP,  et al.  Usage patterns, health, and nutritional status of long-term multiple dietary supplement users: a cross-sectional study.  Nutrition Journal 2007; 6: 30.
Kang JH, Cook NR, Manson JE, Buring JE, Albert CM, Grodstein F. Vitamin E, vitamin C, beta carotene, and cognitive function among women with or at risk of cardiovascular disease: The Women’s Antioxidant and Cardiovascular Study. Circulation. 2009;119(21):2772-2780.
Medic Magic. 2012. The Danger of Vitamin Overdose. (Online). http://medicmagic.net/the-danger-of-vitamin-overdose.html
Badan Pengawas Obat dan Makanan. http://www.pom.go.id/
 


No comments:

Post a Comment