Suplemen: Ada Udang dibalik Batu!
Di
era modern saat ini, masyarakat memilih untuk sering mengkonsumsi tambahan
suplemen vitamin agar tubuhnya tetap
terasa fit. Data menyatakan terjadi peningkatan mencapai 250% pada jumlah
pengkonsumsi suplemen bila dibandingkan dengan periode tahun 1990-2000. Suplemen vitamin
merupakan produk yang mengandung vitamin dan tambahan bahan lain yang mempunyai nilai gizi dan atau efek
fisiologis. Bila suplemen mengandung lebih dari satu vitamin maka dinamakan
multivitamin (BPOM). Namun suplemen ternyata tidak seaman yang dibayangkan. Dalam
mengkonsumsi suplemen ternyata beberapa vitamin
memiliki batasan dosis,
hal ini karena efek samping yang
ditimbulkan pada tubuh.
Contohnya pada konsumsi vitamin
C dan E. Menurut dr. Inge Permadhi, Sp.GK. dari RS Umum Pusat Nasional Cipto
Mangunkusumo Jakarta, vitamin C sebagai salah satu suplemen yang paling sering
dikonsumsi, memiliki kadar RDI minimal 60 mg/hari dan kadar RDI maksimal 2.000
mg/hari. Penggunaan vitamin C melebih RDI maksimal dapat menyebabkan gangguan
pencernaan seperti gangguan lambung dan diare, juga pembentukan batu ginjal. Sama halnya dengan vitamin E walaupun tampaknnya
tidak berbahaya, kelebihan vitamin E dapat menyebabkan tubuh akan menjadi mudah
lelah. Sejauh ini, dosis yang dianjurkan ialah 100 IU per hari. Vitamin E juga
dikenal sebagai salah satu suplemen untuk kecantikan kulit, namun konsumsi
suplemen yang mengandung vitamin dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan iritasi
atau pembengkakan. Kelebihan komponen vitamin dan
mineral malah dapat menyebabkan efek
penumpukan zat dalam tubuh. Bila konsumsi dosis tinggi dilakukan setiap hari,
maka efek penumpukan zat tersebut akan bertambah pesat dan dapat berpotensi
membahayakan tubuh.
Tips
memilih suplemen vitamin yang tepat adalah pikirkan terlebih dahulu tujuan mengkonsumsi suplemen vitamin. Jika untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi, pastikan
jumlahnya sesuai dengan anjuran RDI dari FDA. Bila untuk pencegahan penyakit,
konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter. Pastikan pula suplemen yang
dikonsumsi aman dan bermanfaat dalam jangka waktu panjang sesuai dengan tujuan
serta telah teregistrasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Walaupun konsumsi suplemen vitamin tidak dilarang,
namun lebih baik kita mencukupi kebutuhan vitamin secara alami melalui makanan
yang kita konsumsi.
Sumber :
Setiawan, Felicia. Suplemen
Vitamin. (Online). https://www.tanyadok.com/artikel-kesehatan/suplemen-vitamin-perlu-atau-tidak
Position of the American
Dietetic Association: fortification and nutritional supplements. J Am Diet
Assoc. 2005; 105(8): 1300-11.
Block
G, Jensen CD, Norkus EP, et al. Usage patterns, health, and nutritional
status of long-term multiple dietary supplement users: a cross-sectional study. Nutrition Journal 2007; 6: 30.
Kang
JH, Cook NR, Manson JE, Buring JE, Albert CM, Grodstein F. Vitamin E, vitamin
C, beta carotene, and cognitive function among women with or at risk of
cardiovascular disease: The Women’s Antioxidant and Cardiovascular Study.
Circulation. 2009;119(21):2772-2780.
Medic
Magic. 2012. The Danger of Vitamin Overdose. (Online).
http://medicmagic.net/the-danger-of-vitamin-overdose.html
Badan Pengawas Obat dan
Makanan. http://www.pom.go.id/
No comments:
Post a Comment