Tak
Banyak yang Tahu: Saatnya EPA DHA Dikenal
Oleh
Endah
Muspita Ekawati
Hasil survey (5/4) pada 50 responden
(23 mahasiswa kesehatan dan 27 mahasiswa non kesehatan) menunjukkan bahwa sebanyak
33% responden tidak tahu apa itu EPA dan DHA, mengaku tidak tahu apa perbedaan
diantara keduanya. Sedikit diantara mereka, yaitu 8,3% (4 responden) yang
mengetahui benar EPA dan DHA serta perbedaannya. Jika hal tersebut masih terjadi
dikalangan mahasiswa, lalu bagaimana dengan masyarakat umum? Mengacu pada misi
Indonesia 2025 salah satunya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat, sudah seharusnya masyarakat mengetahui zat gizi yang
berperan dalam menjaga kesehatan tubuh. Banyak masyarakat beranggapan bahwa
untuk menerapkan pola hidup sehat bisa dengan cara mengurangi lemak. Namun,
tidak semua lemak itu tidak sehat contohnya EPA dan DHA. Namun faktanya sebagian
kecil masyarakat hanya mengetahui EPA dan DHA pada produk-produk tertentu
misalnya susu formula untuk bayi dan anak-anak. Lantas sebenarnya, apa itu EPA
dan DHA?
Eicosapentaenoic
acid (EPA) dan Docosahexaenoic acid
(DHA), keduanya merupakan omega 3 yakni asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA) yang
mempunyai banyak ikatan rangkap. Omega 3 sendiri termasuk dalam jenis lemak
baik bagi tubuh dan esensial yang artinya tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Sehingga zat gizi yang satu ini hanya dapat dipenuhi dari luar tubuh, yaitu
sekitar 1,1 g/hari untuk orang dewasa. Berikut perbedaan EPA dan DHA antara
lain:
EPA
Memiliki
struktur rantai panjang dengan jumlah 20 Carbon dan 5 ikatan rangkap. Pada saat janin dalam
kandungan, EPA sangat diperlukan dalam pembentukan sel-sel pembuluh darah dan
jantung. Menurut Olaitan et al., (2011) EPA bermanfaat terhadap penyembuhan
gejala keloid, menurunkan kolesterol dalam darah khususnya LDL, anti pembekuan
darah, dan anti inflamasi. Asam lemak omega 3 yang paling banyak pada ikan
adalah EPA. Mengkonsumsi ikan secara teratur dapat mencegah terjadinya penyakit
kardiovaskular dan serangan jantung mendadak. Penting diingat bahwa EPA tidak
diproduksi oleh ikan, melainkan oleh tumbuhan laut seperti alga. Kandungan EPA
dalam ikan disebabkan karena ikan tersebut mengkonsumsi alga yang mengandung
kedua asam lemak tersebut (Haris, 2004).
DHA
Memiliki struktur rantai panjang dengan jumlah 22
Carbon dan 6 ikatan rangkap. DHA
berfungsi sebagai unsur lapisan rhodopsin yang merupakan bagian penting dalam
penglihatan dan pengiriman sinyal balik dari mata ke otak. Selain itu, DHA
merupakan asam lemak otak yang berperan dalam tumbuh kembang dan perkembangan
saraf sel-sel neuron dan membantu pembentukan jaringan lemak otak (mylenisasi)
sehingga dapat menjaga interkoneksi sel-sel syaraf otak terutama untuk
mempengaruhi daya ingat dan fungsi mental. Konsumsi DHA secara teratur meningkatkan
mood, melindungi dari demensia dan
mengurangi gejala attention deficit
hyperactivity disorder (ADHD). Sama
halnya dengan EPA, DHA juga berasal dari ikan, namun perbedaannya dapat pula
didapatkan dari ASI.
Oleh karena itu semua orang baik balita hingga dewasa
baiknya memperhatikan konsumsi EPA dan DHA, konsultasikan kebutuhan Anda kepada
Ahli gizi demi menyongsong Indonesia sehat.
Daftar Pustaka:
Diana,
Fivi Melva. 2012. Omega 3. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2
Haris,
W.S. 2004. Review: fish oil supplementation: evidence for health benefits, Cleveland
Clinic J. of Medicine, 71(3):208-219
Maulana, Indra T., Sukraso, dan Damayanti,
Sophi. 2014. The Content of Fatty
Acids in Indonesia’s Fish Oil. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis,
Vol. 6, No. 1, Hlm. 121-130, Juni 2014
Olaitan,
B.P., Chen, I-Ping, J. Norris, R. Feinn, O.M. Oluwatosin, and E.J.
Reichenberger. 2011. Inhibitory activities of omega-3 fatty acids and
traditional african remedies on keloid fibroblasts, Wound, 23(4):
97–105.
Zelman, Kathleen M. 2011. Asam lemak Omega 3- Manfaat minyak ikan, salmon. www.itokindo.org Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat.
No comments:
Post a Comment