Tuesday, March 22, 2016

NUTLOOK

Ayo Cukupkan Kebutuhan Triptofan Anak Anda!

Fase terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah saat bayi dan balita karenanya hal tersebut menjadi pondasi utama bagi masa depan anak. Keadaan gizi merupakan salah satu hal yang memengaruhinya. Salah satu zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan adalah protein. Ada berbagai macam asam amino dalam tubuh, salah satunya adalah triptofan.  Triptofan dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara umum terutama pada anak-anak dimana terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang pesat.
Penelitian menyebutkan bahwa triptofan erat hubungannya dengan serotonin. Tidak adanya serotonin menyebabkan gangguan pematangan sel syaraf dan bagian-bagian lain di otak, serta bisa mengakibatkan depresi. Di dalam tubuh, triptofan yang dikonsumsi akan diubah menjadi niasin atau biasa disebut vitamin B3.  Niasin penting dalam metabolisme makanan menjadi energi dan juga menjaga kesehatan sistem syaraf.
Asam amino triptofan bisa didapatkan dari berbagai makanan. Sumber asam amino triptofan paling tinggi yaitu ikan bandeng, daging ayam, mie, beras, dan roti gandum. Berdasarkan data dari FAO kebutuhan triptofan sehari bagi bayi (3-4 bulan) adalah 17 gr/hari, anak-anak (2 tahun) adalah 12,5 gr/hari, dan anak usia sekolah (10-12 tahun) 4 gr/hari.
Dibalik manfaatnya yang besar, ternyata triptofan membawa efek samping jika dikonsumsi berlebihan. Efek tersebut diantaranya adalah pusing, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, mulut kering, mual, dan mengantuk. Selain itu, kelebihan mengonsumsi triptofan bahkan dapat menyebabkan sindrom eosiniophilia-mialgia yang menyebabkan nyeri saraf dan otot, rambut rontok, kelelahan, ruam, dan kulit kering. Oleh karena itu agar terhindar dari efek samping yang merugikan tersebut, maka sebagai orang tua harus bijak dalam pemberian makanan sumber triptofan kepada anak.






Sumber:
Candra, Asep. 2013. Inilah 13 Nutrisi Penting untuk Cerdaskan Anak, (http://health.kompas.com/read/2013/05/02/10410925/inilah.13.nutrisi.penting.untuk.cerdaskan.anak), diaksespada 8 Maret 2016.
FAO. 1985. Energy and Protein Requirements, (http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:h3SZcoZDas4J:www.fao.org/docrep/003/aa040e/aa040e00.htm+&cd=1&hl=id&ct=clnk), diakses pada 14 Maret 2016.
Gurnida, Dida A. 2011. Revolusi Kecerdasan-Nutrisi bagi Perkembangan Otak, (http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/11/Pustaka_Unpad_Revolusi_-Kecerdasan.pdf), diaksespada 8 Maret 2016.
Pusponegoro, Hardiono D. 2007.Peran Serotonin pada Anak dengan Gangguan Autistik, (http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-4-6s.pdf), diaksespada 8 Maret 2016.
Nestle. 2015. Triptofan, Bukan Antioksidan Biasa!, (https://www.sahabatnestle.co.id/content/view/triptofan-bukan-antioksidan-biasa.html), dikases pada 4 Maret 2016.
Wahyuni, Tri. 2015. Hubungan Antara Asupan Triptofan dan Selenium dengan Status Depresi pada Pasien Cedera Tulang Belakang di RSO. Prof. DR. R. Soeharso Surakarta, (http://eprints.ums.ac.id/38240/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf), dikases pada 14 Maret 2016.
Zulaikhah, Siti. 2010. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Anak Usia 2 Sampai 3 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta, (https://core.ac.uk/download/files/478/12350334.pdf), diakses pada 14 Maret 2016.


No comments:

Post a Comment