Pohon kelor adalah pohon yang mudah tumbuh di daerah
tropis. Pohon ini diduga berasal dari daerah di sekitar Nepal, India. Di
Indonesia, pohon ini tumbuh di mana-mana
dan banyak ditanam oleh petani sebagai pagar atau batas kebun karena pohon ini
memang awet hidup, pada musim kemarau panjang sekalipun.
Lowell Flugie, seorang warga negara Prancis yang
tinggal dan bekerja di Senegal, yang pertama kali meneliti kandungan nutrisi
daun kelor. Pada akhir tahun 90an, Lowell mulai meneliti daun kelor dan menemukan bukti bahwa ibu-ibu hamil yang
mengalami gizi buruk sekalipun masih bisa dibantu untuk memiliki bayi yang
sehat dengan cara mengonsumsi daun kelor. Hasil penelitian Lowell ini sekarang
banyak dimanfaatkan oleh banyak negara untuk memerangi gizi buruk, terutama
negara-negara berkembang di semenanjung Afrika.
Program penggalakan penanaman daun kelor di negara-negara afrika
merupakan kampanye yang intensif melalui lembaga-lembaga pendidikan dan swadaya
masyarakat. Tak kurang dari seorang sekjen PBB (Kofi Annan) pada waktu itu ikut
mendukung sosialisasi penggunaan daun kelor untuk memerangi gizi buruk.
Dengan penelitian ilmiah,daun kelor terungkap
memngandung
berbagai unsur nutrisi yang
diperlukan tubuh untuk memulihkan dan menjaga kesehatan. Variasi dan kadar
kandungan nutrisi daun kelor berada di luar batas kewajaran. Tidak heran bahwa
media massa internasional mempopulerkan sebutan daun kelor dengan “Miracle
Tree” atau “Tree of Life”.
Nutrisi Daun
Kelor
Tidak ada keajaiban dalam daun kelor, tetapi hasil riset
menyebutkan bahwa sebuah suplemen daun kelor secara komprehensif memberikan:
1.
Sepuluh vitamin
esensial dan sebelas mineral penting
2.
Sembilan asam
amino esensial lengkap
3.
Lebih dari 24
jenis antioksidan dan nutrisi anti-inflamasi
Manfaat Bagian
Tanaman Kelor
Pohon Kelor (Moringa oleifera) menghasilkan biji
special yang dapat membantu pembekuan untuk membersihkan/ menjernihkan air.
Penggunaannya sudah dimulai di Sudan dan Peru, dimana kawasan perumahan
mendapatkan pasokan air dari danau atau sungai terdekat. Untuk membersihkan air
keruh dan berlumpur, penduduk setempat menggunakan biji dari pohon kelor, yang
juga dikenal sebagai morongghi. Di India, kelor berkhasiat sebagai obat anemia,
Anxiety , asma, bronchitis, katarak, kolera, conjunctivitis, batuk, diare,
infeksi mata dan telinga, demam,gangguan kelenjar,dan sebagainya. Berikut akan
dijelaskan mengenai manfaat medis dari setiap bagian tanaman kelor.
1.
Akar
Akar tanaman kelor dikenal berkhasiat sebagai obat
penambah nafsu makan, penurun tekanan darah tinggi, mengobati reumatik,dan
sebagainya.
2.
Daun
Daun kelor mengandung zat gizi paling lengkap
dibandingkan tumbuhan lainnya. Daun kelor kering mengandung sekitar 27 persen
dan berbagai unsur zat gizi yang diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan dan mengontrol kadar
gula darah (mengobati diabetes mellitus). Dari berbagai riset,daun kelor juga
memiliki khasiat anti kanker dan mengobati HIV.
3.
Biji
Hasil penelitian Madsen dan Dchlundt serta Grabow
dan kawan-kawan menunjukkan bahwa serbuk biji kelor mampu menumpas bakteri Escherichia coli, Streptococcus, dan
memiliki sifat anti-mikroba. Sehingga fungsi biji kelor sebagai penjernih air
yaitu mampu membersihkan air dari berbagai macam bakteri.
4.
Kulit batang
Dalam penelitian kulit batang kelor sebagai
anti-konvulsi atau anti kejang di Fakultas farmasi Universitas Padjdjaran
Bandung, Prof.Dr. Anas Subarnas mengatakan bahwa kulit batang kelor memiliki
manfaat sebagai anti kejang dan mengatasi pembengkakan dan sariawan.
5.
Bunga
Rebusan
bunga kelor dapat mengatasi radang tenggorokan. Disamping itu juga, tanaman
kelor memiliki manfaat non-medis antara lain digunakan sebagai sumber pangan
dan gizi.
Kandungan Gizi Tanaman Kelor
Begitu
dahsyatnya khasiat daun kelor mengatasi aneka penyakit. Ahli gizi dari Pusat Penelitian Gizi dan
Makanan, Dr Mien Karmini, mengatakan, “Konsumsi asam amino terlalu banyak,
efeknya tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun, kerja ginjal lebih berat karena
asam amino dikeluarkan melalui ginjal. Bila asam amino berasal dari nabati,
kemungkinan ginjal bekerja ekstra lebih rendah daripada asam amino dari
hewani.”
Beberapa
senyawa aktif dalam daun kelor adalah arginin, leusin, dan metionin. Tubuh
memang memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas. Oleh karena itu perlu
asupan dari luar seperti kelor. Kandungan arginin pada daun kelor segar
mencapai 406,6 mg; sedangkan pada daun kering, 1.325 mg. Menurut Dr Mien
Karmini, arginin meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh. Di samping itu,
arginin juga mempercepat proses penyembuhan luka, meningkatkan kemampuan untuk
melawan kanker, dan memperlambat pertumbuhan tumor.
Sementara
metionin yang kadarnya mencapai 117 mg pada daun segar dan 350 mg (kering)
mampu menyerap lemak dan kolesterol. Oleh karena itu, metionin menjadi kunci
kesehatan hati yang banyak berhubungan dengan lemak. Kekurangan metionin
menyebabkan beragam penyakit seperti rematik kronis, sirosis, dan gangguan
ginjal. Kadar valin dalam daun segar 374 mg atau 1.063 mg (kering) berfungsi
dalam sistem saraf dan pencernaan. Perannya antara lain membantu gangguan saraf
otot, gangguan mental, emosional, dan insomnia.
Tubuh juga
memerlukan leusin karena tak mampu memproduksi sendiri. Daun kelor segar
mengandung 492 mg leusin berperan dalam pembentukan protein otot dan fungsi sel
normal. “Leusin sangat penting untuk pertumbuhan sel sehingga anak-anak dan
remaja mutlak memerlukannya. Ambang batas kebutuhan leusin adalah 55 mg per
gram protein,” kata Mien Karmini.
Terdapat 20
asam amino dalam stuktur tubuh manusia. 9 merupakan asam amino essensial, yaitu
asam amino yang tidak diproduksi oleh tubuh dan harus dipasok oleh makanan.
Tanaman kelor, khususnya daun kelor, diteliti mangandung semua asam amino
esensial yang diperlukan tubuh, antara lain: histidin, isoleusin, leusin,
lisin, metionin, fenilalamin, treonin, triptofan, dan valin. Kandungan asam
amino pada daun kelor lebih besar dari standar minimal yang ditentukan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pangan dan Pertanian (FAO), dan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB).
ESSENTIAL AMINO
ACIDS COMPOSITION IN PROTEINS OF MORING (LEAVES) VERSUS SOY (PROTEIN ISOLATE)
Essential Amino Acids
|
Soy Protein mg/g protein
|
FAO/WHO 2-5 year old Child Reference
Pattern mg/g protein
|
Moringa
oleifera Extracted Leaves mg/g protein
|
Histidine
|
26
|
19
|
81
|
Isoleucine
|
49
|
28
|
51
|
Leucine
|
82
|
66
|
98
|
Lysine
|
63
|
58
|
66
|
Methionine +
Cystine
|
26
|
25
|
21
|
Phenylalanine
+ Tyrosine
|
90
|
63
|
105
|
Threonine
|
38
|
34
|
50
|
Tryptophan
|
13
|
11
|
21
|
Valin
|
50
|
35
|
63
|
Sumber : Moringa oleifera amino acids values are
taken from F.N. Makkar. et al.
Itu hanya
sebagian kecil senyawa aktif pada daun kelor. Padahal, selain daun, bagian lain
pada tanaman itu juga tak kalah berkhasiat. Kulit batang Moringa oleifera,
umpamanya, berkhasiat antitumor. Pantas bila kini makin banyak herbalis yang
meresepkan daun kelor. Herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana, misalnya,
meresepkan daun kelor untuk para pasien beragam penyakit seperti hiperlipidemia
dan pendarahan.
Pada ibu hamil
yang mengalami keguguran, peran kelor
membantu produksi sel darah merah akibat kehilangan darah saat keguguran,
memperkuat rahim, dan saluran indung telur. Kandungan zat besi kelor sangat
tinggi, yakni 28 mg per 100 gram bahan.
Sumber:
Broin M (2006). The nutrient value of Moringa oleifera Lam. leaves:
What can we learn from figure?. Moringa news work shop. (http://www.moringanews.org/doc/GB?Posters?Broin_poster.pdf.).
Diakses 18/ 05/ 2010.
Fuglier, L., 1999. The Miracle Tree: Moringa oleifera, Natural
Nutrition for the Tropics. Church World Service, Dakkar, Senegal.
daunkelor.com
Sardi Duryatmo. 2011. Kelor Sejuta Khasiat. Trubus
online (http://www.trubus-online.co.id/kelor-sejuta-khasiat/) . Diakses Kamis,
16 April 2015, Pukul 20.00.
No comments:
Post a Comment